Bakat Minat

Setiap orang terlahir memiliki bakat istimewa. Kalau kata orang bule “everybody is born in special”. Jadi kita tidak bisa membandingkan satu orang dengan yang lainnya. Tapi manusia selalu suka membuat klasifikasi mana yang baik dan mana yang buruk.

Bisa saja seorang pengemis di lampu lalu lintas sebenarnya memilki bakat sebagai sutradara yang mumpuni. Juga tidak dosa bila seorang polisi memiliki ketertarikan khusus pada sebuah mural di dinding. Bahkan sangat boleh bila seorang penjual Warteg memiliki ketertarikan pada seni lukis.

Ya, di satu sisi ada bakat dan di sisi lain ada minat. Bakat adalah kemampuan yan terlahir begitu saja. Sebagai sebuah anugerah. Seakan sudah menyatu dengan jiwa dan raga si empunya.Bakat kadang tersembunyi. Bahkan tidak jarang si empunya tidak tahu bahwa ia memiliki bakat. Bakat tersimpan sangat dalam sehingga si empunya merasa itu sebagai hal yang wajar baginya. Seorang dengan bakat akan butuh sedikit polesan untuk membuatnya bersinar dan akan memancar lebih terang bila ia mengasahnya lebih keras. Maka bakat ibarat yang yang terlipat. Butuh sedikit latihan untuk mengepakannya. Dan membuat terbang  tinggi.

Minat tentu berbeda. Minat belum tentu dilandasi bakat. Minat terletak pada ketertarikan seseorang. Perlu latihan keras untuk mengasahnya. Si empunya sangat menyadari minat ini. Minat ibarat sebuah sayap yang hendak ditumbuhkan. Kelihatan tidak mungkin, patut dicoba, dan penuh risiko.

Maka dalam hidup, kita bisa memilih. Menjadi hidup sesuai dengan bakat dan minat kita, atau terjebak dalam kotak yang sama sekali bukan kita.

Menjalani suatu bidang hanya dengan minat saja membutuhkan kerja keras yang cukup untuk berhasil. Bagaimana dengan menjadi seseorang yang menjalani hidup pada suatu bidang tanpa bakat dan minat misal kuliah tapi salah jurusan dan tidak suka pada jurusan itu.

Maka ambilah pilihan yang sesuai minat untuk membuatnya lebih menyenangkan dan bukan beban.